Beberapa tahun telah berlalu sejak Kana, suami, dan ayahnya mulai hidup bersama dalam rumah tangga dua generasi. Ayah mertua Kana, yang telah kehilangan energinya sejak kematian istrinya, kini telah kembali bersemangat. Suaminya pulang terlambat dari kantor, dan Kana, seorang ibu rumah tangga purnawaktu, terkadang berhari-hari tanpa berbicara dengan siapa pun, tetapi mengobrol dengan ayah mertuanya telah menjadi cara untuk bersantai. Ia bukannya tidak puas dengan kehidupan pernikahannya, tetapi ia merasa kesepian. Suatu hari, ketika suaminya bekerja lembur dan pulang terlambat, ia dan ayah mertuanya sedang minum bersama. Ketika ayah mertuanya melihat dada Kana, ia menjadi bergairah. Keduanya menuju kamar tidur untuk berbaring sebentar. "Kana-san, kalau kau benar-benar tidak mau, dorong saja aku," kata ayah mertuanya, lalu ia mencondongkan tubuhnya ke arah Kana...