Yuka, 26, datang untuk wawancara hari ini. Ia bekerja sebagai resepsionis di sebuah department store ternama. Responsnya yang sopan selama wawancara menunjukkan kepribadiannya yang tulus. Berbeda dengan kepribadiannya, pakaiannya untuk wawancara itu berani, hampir seperti pakaian dalam. Tali bra hitam yang memanjang hingga bahunya menciptakan kontras yang mencolok dengan kulit pucatnya. Bahkan di balik pakaiannya, payudaranya terlihat jelas! Melihat ke bawah tubuh bagian bawahnya, rok pendeknya memperlihatkan sekilas pahanya yang montok. Tak diragukan lagi, paha itu akan menarik perhatian pria mana pun. Ada alasan bagus untuk pakaiannya yang mencolok. Rupanya, Yuka pada dasarnya pemalu, tetapi sifat tulusnya membuatnya ditugaskan untuk bekerja di bagian resepsionis. Resepsionis memang posisi yang glamor. Ia mengatakan bahwa ia selalu bercita-cita menjadi resepsionis, tetapi ia memiliki rasa kompleks tentang dirinya sendiri. Meskipun demikian, atasannya, yang telah mengamati pekerjaannya, telah memerintahkannya untuk mengambil posisi itu, meskipun mereka yakin ia tidak dapat menanganinya. Namun, ia tetap berjuang untuk mendapatkan kepercayaan diri untuk sementara waktu. Namun, impian awalnya lebih diutamakan dan ia menyetujui posisi resepsionis. Meskipun demikian, ia mengaku masih merasa gugup setelah mulai bekerja. Untuk mengatasinya, seorang rekan senior menyarankannya untuk berpakaian sedikit lebih flamboyan setiap hari, yang akan membantunya terbiasa dengan tatapan orang. Memang, seorang perempuan yang berjalan-jalan di siang bolong dengan pakaian seperti ini pasti akan menarik perhatian. Awalnya, ia mengaku, ia tidak terbiasa mengenakan pakaian yang tidak biasa dan merasa malu. Namun, lambat laun ia terbiasa, dan kini hal itu hampir tidak mengganggunya lagi. Berkat hal ini, ia mengaku dapat dengan percaya diri menjalankan pekerjaannya sebagai resepsionis, yang menarik perhatian banyak orang. Setelah mengatasi kelemahan ini, ia kini merasakan kenikmatan menarik perhatian, dan pakaiannya pun perlahan menjadi lebih flamboyan. Ia mengaku tidak lagi menolak untuk dilihat—bahkan, ia menemukan kesenangan di dalamnya—dan, karena penasaran, ia melamar iklan di sebuah majalah untuk tampil dalam video dewasa. Akankah keinginannya terwujud? Temukan sendiri jawabannya dalam film ini.