Akhirnya aku menginap di rumah bibiku di Tokyo selama beberapa hari. Aku tak pernah bertemu bibiku sejak kecil, dan pantatnya yang montok dan berbalut denim, yang tak disadarinya sendiri, memancarkan daya tarik seks yang erotis, anggun, dan dewasa. Pantatnya yang besar dan matang membuatku terangsang, jadi kuputuskan untuk menunjukkan padanya bagaimana aku sedang masturbasi. Dia bereaksi dengan polos, tapi aku tak melewatkan kilatan rahasia di matanya, jadi aku terus masturbasi tanpa henti di depannya. Perlahan-lahan, naluri seksualnya terekspos, dan ketika aku memasukkan penisku, dia meraung dan mencapai klimaks. Dia keluar sambil menjerit seperti binatang, sesuatu yang tak pernah terbayangkan dari penampilannya. Aku begitu bergairah dengan transformasinya hingga satu ejakulasi saja tak cukup bagiku, jadi aku masuk ke dalam dirinya berkali-kali.