Mei, sang kakak, kehilangan kedua orang tuanya di usia muda dan membesarkan adik laki-lakinya sebagai ibu pengganti. Adik laki-lakinya tumbuh menjadi pemuda yang sangat menyayangi kakak perempuannya. Ia berhasil masuk universitas, tinggal di asrama sementara kakak perempuannya tetap tinggal untuk bekerja di daerah setempat. Kepulangan adik laki-lakinya yang telah lama ditunggu-tunggu membuat Mei panik. "Maaf, kami hanya punya satu futon malam ini... bolehkah?" Futon kerupuk beras yang hanya satu itu membangkitkan kenangan. Aroma tengkuknya yang berada di dekatnya. Detak jantungnya. Oh, aku tak tahan lagi... Aku terangsang oleh adikku. Jangan katakan hal-hal kejam seperti itu, hanya ujungnya saja. Inses terlarang yang menyambung sampai ke akar-akarnya. Titjob ukuran G yang menelan hiruk pikuk kota. Blowjob vakum yang menyerap bahkan kesulitan. Hei, aku mencintaimu lebih dari apa pun di dunia ini. Haruskah kita punya bayi? Sebuah hubungan cinta yang norak dan tidak murni yang tenggelam dalam seks yang intens dan menghamili.