Sudah sekitar enam bulan sejak aku datang ke ruangan ini... Awalnya, aku mual tak tertahankan dan bahkan tak bisa makan, tapi sekarang aku tak merasakan apa-apa. Kalau aku bekerja keras, aku tak akan mengalami kekerasan dan aku akan punya makanan. Tak ada yang bisa kulakukan kalau aku pergi dari sini, dan sekarang aku bahkan ragu ingin pergi. Akan lebih mudah untuk tak perlu memikirkannya..." Perempuan itu terkunci di ruangan remang-remang, tubuh dan pikirannya dikuasai oleh kekerasan tak berujung dan kenikmatan berlebihan. Kini ia bahkan tak ingin dibebaskan. Akhirnya, satu-satunya suara yang keluar dari mulutnya hanyalah erangan, ludah yang keluar banyak karena terlalu dalam, dan kata-kata "Maafkan aku." Sekadar digunakan sebagai urinoir manusia untuk memuaskan hasrat seksual, ia sekali lagi memasukkan penis ke dalam mulutnya, terisak, dan membuka kakinya...