Hidup di dunia glamor dan kesombongan, gadis Minato Ward ini terkadang minum dengan senyum dan semangat yang ramah, dan terkadang membiarkan penis pria masuk jauh ke dalam vaginanya. Kali ini, target kami adalah seorang mahasiswi dengan aura lembut dan riang yang populer di kalangan pria-pria berprestasi. Sikapnya yang rendah hati dan senyumnya yang lembut sungguh mengesankan, seperti yang bisa diharapkan dari seorang gadis berprestasi. Kalung, anting, dan tas Chanel-nya semuanya adalah hadiah (upeti), dan dia tampaknya telah membangun posisi yang kuat di Minato Ward. Ketika kami mengajaknya minum-minum dengan seorang pria Minato Ward, dia memperlihatkan kulit putih bersihnya, malu dengan suasana hati yang perlahan terbentuk. Kami menikmati pantatnya yang lembut namun kencang, menggoyangnya sambil menggeliat malu-malu. Penisku semakin keras saat dia membuka mulutnya lebar-lebar dan mulai mengisap. Aku bisa mendengar vaginanya basah saat dia mengeluarkan suara-suara menyeruput. Dia tampak tidak sabar, jadi kami akan segera mulai. Sebelumnya, senyumnya manis dan malu-malu, tapi begitu aku menembusnya, alisnya berkerut dan dia mulai mengerang, "Ahh..." dan "Uh...." Vaginanya berkontraksi menyakitkan, dan hanya dengan sedikit gerakan, cairan itu dengan cepat mengalir deras. Dia menyemprot lagi dan lagi. Saat air menggenang di lantai hotel, vaginanya yang dicukur memerah dan bergetar, bernapas cepat bahkan tanpa disentuh. Tubuhnya yang indah terasa begitu nikmat untuk dipeluk, dan kepekaannya begitu memuaskan. Aku tak kuasa menahan cengkeraman vagina yang semakin erat, dan aku ejakulasi... "Ah, ha..." Aku menghujamkannya lagi, masih berlama-lama dalam sisa-sisa kenikmatan pertama. Penisku yang sekeras batu dengan kasar merenggangkan vaginanya yang semakin sensitif. Tubuhnya yang lemah dan masih meregang tenggelam dalam suara hantamanku, dan sebagai gantinya, erangannya bergema. Aku mencengkeram bokongnya dan terus menghujamnya. Nikmati mahasiswi berkelas ini yang berkilauan, dilahap habis-habisan.