Dia bekerja sebagai instruktur di sekolah olahraga. Sering dikatakan bahwa olahraga mengaktifkan hormon pria, yang pada gilirannya membuat Anda lebih erotis. Dia mungkin salah satunya. Tubuhnya ramping dan kencang, dan saya yakin vaginanya juga sama kencangnya. Bokongnya yang montok sangat feminin, dan ucapannya yang malu-malu, "Aku punya bokong besar," katanya, sungguh menyenangkan. Saat saya membelai vaginanya di atas thong-nya, dia mengerang. Celana dalamnya yang berwarna ungu cerah melengkapi tubuh putihnya yang indah dengan indah. Saya melepas bra-nya dan mencubit putingnya, dan dia menutup matanya, berkata, "Tidak..." saat dia mulai merasakan kenikmatan. Saat saya melepas celana dalamnya, dia sudah basah kuyup. Saya dengan hati-hati memeriksa bagian dalamnya, dengan lembut menyentuh permukaan klitorisnya, dan tubuhnya berkedut sebagai respons, suaranya semakin keras. Meskipun saya belum menyentuh bagian dalamnya, cairan bening mulai mengalir. Saya tidak bisa menahan diri untuk tidak menjilatnya, dan vaginanya sangat nikmat. Dia menggeliat dalam kenikmatan. Saat kumasukkan jariku, terdengar suara desisan dan basah kuyup. Kubuat dia menjilati penisku yang keras seperti batu. Dia menatapku dengan wajah kecil bak binatang, dengan lihai menggerakkan lidahnya. Dia memasukkannya erat-erat ke dalam mulut mungilnya dan menyedotnya dengan kuat, menyeruputnya. Kusuruh dia duduk di sofa dan memasukkannya, lalu dia bergumam, "Oh, besar sekali..." Ekspresi imutnya langsung beresonansi dengan penisku. Saat kudorong kuat dari belakang, dia memejamkan mata rapat-rapat dan berkata, "Oh, aku mau ejakulasi..." Sungguh tak tertahankan. Aku terus-menerus terpukau oleh kelucuannya, yang membuatku ingin melindunginya. Akhirnya, aku ejakulasi dengan deras di payudaranya yang imut.